Thursday, September 3, 2015

KERIS KALAM MUNYENG



Keris Kalam Munyeng, merupakan salah satu keris legendaris di bumi Nusantara ini. Satu peninggalan sejarah di Gresik yang diyakini oleh masyarakat sebagai benda pusaka yakni Keris Kyai Kalam munyeng. Menurut kepercayaan masyarakat keris ini ialah keris mistik. Konon, menurut cerita sejarah, keris ini adalah penjelamaan dari pena (kalam) milik Kanjeng Sunan. Keris ini pernah dibawa ke Negeri Belanda pada akhir abad ke-17 M, lantaran dianggap mampu melahirkan semangat resistensi terhadap kompeni Belanda, kemudian dikembalikan ke Gresik pada tahun 1772. Keris ini sampai sekarang tersimpan di makam Sunan Giri dan replikanya tersimpan di Museum Daerah Kabupaten Gresik.Tersebutlah dalam sebuah kisah, pada zaman kerajaan Majapahit, Prabu Brawijaya murka. Pengaruh Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo, dianggap telah mengancam eksistensi Kerajaan Majapahit. Babad Tanah jawa menuturkan, Prabu Brawijaya akhirnya mengirimkan Patih Gajahmada dan pasukannya ke Giri. Penduduk Giri pun panik dan menghambur ke Kedaton Giri. Sunan yang waktu itu sedang menulis terkejut dan pena (kalam) yang tengah digunakannya terlontar. Atas kehendak Sang Pencipta, pena yang terlontar itu menjelma menjadi keris ampuh dan keris inilah yang memporakporandakan pasukan Majapahit.Sunan Giri. yang nama kecilnya Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin (lahir di Blamba-ngan, Banyuwangi 1442 masehi} tak hanya di-kenal sebagai penyebar agama Islam yang gigih.
Pesantrennya, yang dibangun di perbukitan desa Sidomukti. di selatan kota Gresik, Jawa Tmur. tidak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan agama dalam arti sempit, namun juga sebagai semacam pusat pengembangan masyarakat. Gin Kedaton, pesantrennya di Gresik, bahkan tumbuh menjadi pusat politik yang panting di Jawa kala itu. Ketika Raden Patah (Demak Bintara) melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit, Sunan Giri bertindak sebagai penasihat dan panglma militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak.

Menurut Babad Gresik, konon Raden Paku mendirikan Kedaton Tundo Pitu (istana bertingkat tujuh) diatas bukit Giri kedaton. Ditandai candi sengkala yang berbunyi Sumedya Resik herwulu Tahun1408 saka atau 1486 Masehi.. Dan pada awalnya masih sebagai pusat Pengembangan dan pendalaman agama Islam dan merupakan sentra religius bagi masyarakat Gresik dan Jawa pada umumnya, Perlu diketahu kalau santri-santri Sunan Giri berasal dari Pulau Madura, Jawa, Banjar, Ternate Tidore, Bima, Hutu (Philipina). Selain itu pada Tahun 1409 saka atau 1487 Masehi – 1605 Masehi (berakhirnya masa Sunan Prapen) berfungsi sebagai Pusat pemerintahan ditandai dengan dideklerasikannya Sunan Giri sebagai Raja Giri kedaton dengan Gelar Prabu Satmoto. Gelar tersebut ialah gelar kehormatan dari raden Patah. Sunan Giri wafat pada Tahun 1428 saka atau 1506 Masehi dan dimakamkan ± 500 M sebelah barat laut dari situs Giri Kedaton, dan Bangunan Makam itu hingga kini Ramai dikunjungi Masyarakat dan Peziarah.
Pada perkembangannya kemudian, Demak tidak lepas dan pengaruh Sunan Giri. Dan Sunan Giri diakui sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan se-Tanah Jawa. Meiuasnya pengaruh Sunan Giri di Gresik mi membuat Prabu Brawljaya, raja Majapahit kala itu murka. la memerintahkan patihnya, Gadjah Mada ke Giri. Penduduk Giri ketakutan dan membanjir ke kedaton Sunan, Ba-bad Tanah Djawi menuturkan, pada saat itu Sunan Girl sedang menulis. Lantaran terkejut mendengar musuh berdatangan merusak Giri, pena (kalam) yang di-pegangnya terlontar. Sunan Giri kemudian berdoa pada Sang Pencipta.
Ternyata kalam yang terlempar lantaran terkejut itu berubah meniadi keris. Keris dari kalam itu mengamuk sehingga membuat banyak tentara Majapahit yang menyerbu Giri tewas, Sisanya kabur. berlarian kembali ke Majapahit. Dan keris dari kalam itupun dikisahkan kembah sendirl ke Giri Kedaton, tergeletak dl depan Kanjeng Sunan Giri dengan berlumuran darah. Sunan lalu berdoa pada Yang Maha Kuasa dan mengatakan pada rakyat Giri kalau kerisnya yang ampuh itu dinamai Kalam Munyeng.Keris ini pernah dibawa ke Negeri Belanda pada akhir abad ke-17 M, lantaran dianggap mampu melahirkan semangat resistensi terhadap kompeni Belanda, kemudian dikembalikan ke Gresik pada tahun 1772. Keris ini sampai sekarang tersimpan di makam Sunan Giri dan replikanya tersimpan di Museum Daerah Kabupaten Gresik.